Diberdayakan oleh Blogger.

Cara mengatasi payudara bengkak pada ibu menyusui



Payudara Bengkak pada Ibu Menyusui memang sering terjadi beberapa hari pertama setelah melahirkan. Resiko ini akan meningkat terutama bagi ibu yang tidak bisa memberikan ASI kepada bayi karena beberapa sebab. Payudara Bengkak ditandai dengan payudara yang terasa penuh, nyeri, keras, membesar, dan disertai rasa tidak nyaman atau bahkan sakit pada payudara. Kondisi ini tidak hanya terjadi di hari-hari pertama setelah melahirkan, namun juga bisa terjadi setelah ibu sedang tidak menyusui.

Apabila tidak segera diatasi Payudara Bengkak bisa menjadi masalah dan ibu akan merasa kesakitan di seluruh tubuhnya. Adapun beberapa cara mengatasi payudara bengkak pada ibu menyusui adalah sebagai berikut:

Berikan ASI kepada bayi secara rutin, karena payudara yang mengeras bisa menjadi indikasi bahwa ASI yang sudah penuh. Sehingga apabila payudara ibu menyusui terasa sakit dan mengeras, segera berikan ASI untuk memancing ASI keluar.

Memerah ASI, apabila bayi tidak mau menyusu atau bayi membutuhkan perawatan sehingga tidak memungkinkan untuk menyusui. Biasanya bayi juga akan kesulitan untuk melekatkan mulut ke puting karena payudara yang terlalu keras atau bengkak. Untuk mengatasi kondisi ini, cobalah untuk memerah ASI sebanyak 10 atau 20ml untuk memancing air susu keluar. Agar lebih mudah, anda bisa menggunakan alat pompa ASI. Hindari memerah ASI secara berlebihan, karena dapat meningkatkan pasokan ASI sehingga memicu terjadinya pembengkakkan pada payudara ibu menyusui.

Mengompres payudara dengan es yang telah dibungkus handuk dapat mengurangi rasa sakit akibat payudara bengkak. Dengan mengusapkan es di sekitar payudara hingga ketiak selama delapan sampai 10 menit, dapat membantu puting meneteskan air susu. Selain es, ibu menyusui juga bisa mengompres dengan menggunakan handuk hangat.

Lakukan pemijatan Lembut, untuk meningkatkan sirkulasi darah ASI dan mengurangi rasa tidak nyaman pada payudara ibu menyusui.Pembengkakkan payudara pada ibu menyusui dapat berkembang menjadi mastitis (keadaan di mana jaringan dalam payudara terinfeksi bakteri). Sehingga apabila ibu menyusui mengalami demam, menggigil, dan rasa tidak nyaman pada payudara tidak juga dapat diatasi, segeralah lakukan periksakan ke dokter.

Pembengkakan pada payudara ibu menyusui memang bisa terjadi dalam beberapa waktu terutama beberapa hari setelah melahirkan. Cara paling mudah untuk mencegah pembengkakan payudara adalah dengan tetap menyusui bayi secara teratur, atau apabila tidak dapat menyusui, tetap keluarkan ASI dengan alat pompa ASI.

Ringkasan:

Payudara Bengkak sering terjadi beberapa hari pertama setelah melahirkan,Payudara Bengkak ditandai dengan payudara yang terasa penuh, nyeri, keras, bengkak, dan rasa tidak nyaman,Mengatasi Payudara Bengkak bisa diatasi dengan Rutin Memberikan ASI atau Memerah ASI, Mengompres payudara dengan es atau handuk hangat dan melakukan pemijatan lembut pada payudara.

Sumber: http://dranak.blogspot.com


Payudara Bengkak pada Ibu Menyusui memang sering terjadi beberapa hari pertama setelah melahirkan. Resiko ini akan meningkat terutama bagi ibu yang tidak bisa memberikan ASI kepada bayi karena beberapa sebab. Payudara Bengkak ditandai dengan payudara yang terasa penuh, nyeri, keras, membesar, dan disertai rasa tidak nyaman atau bahkan sakit pada payudara. Kondisi ini tidak hanya terjadi di hari-hari pertama setelah melahirkan, namun juga bisa terjadi setelah ibu sedang tidak menyusui.

Apabila tidak segera diatasi Payudara Bengkak bisa menjadi masalah dan ibu akan merasa kesakitan di seluruh tubuhnya. Adapun beberapa cara mengatasi payudara bengkak pada ibu menyusui adalah sebagai berikut:

Berikan ASI kepada bayi secara rutin, karena payudara yang mengeras bisa menjadi indikasi bahwa ASI yang sudah penuh. Sehingga apabila payudara ibu menyusui terasa sakit dan mengeras, segera berikan ASI untuk memancing ASI keluar.

Memerah ASI, apabila bayi tidak mau menyusu atau bayi membutuhkan perawatan sehingga tidak memungkinkan untuk menyusui. Biasanya bayi juga akan kesulitan untuk melekatkan mulut ke puting karena payudara yang terlalu keras atau bengkak. Untuk mengatasi kondisi ini, cobalah untuk memerah ASI sebanyak 10 atau 20ml untuk memancing air susu keluar. Agar lebih mudah, anda bisa menggunakan alat pompa ASI. Hindari memerah ASI secara berlebihan, karena dapat meningkatkan pasokan ASI sehingga memicu terjadinya pembengkakkan pada payudara ibu menyusui.

Mengompres payudara dengan es yang telah dibungkus handuk dapat mengurangi rasa sakit akibat payudara bengkak. Dengan mengusapkan es di sekitar payudara hingga ketiak selama delapan sampai 10 menit, dapat membantu puting meneteskan air susu. Selain es, ibu menyusui juga bisa mengompres dengan menggunakan handuk hangat.

Lakukan pemijatan Lembut, untuk meningkatkan sirkulasi darah ASI dan mengurangi rasa tidak nyaman pada payudara ibu menyusui.Pembengkakkan payudara pada ibu menyusui dapat berkembang menjadi mastitis (keadaan di mana jaringan dalam payudara terinfeksi bakteri). Sehingga apabila ibu menyusui mengalami demam, menggigil, dan rasa tidak nyaman pada payudara tidak juga dapat diatasi, segeralah lakukan periksakan ke dokter.

Pembengkakan pada payudara ibu menyusui memang bisa terjadi dalam beberapa waktu terutama beberapa hari setelah melahirkan. Cara paling mudah untuk mencegah pembengkakan payudara adalah dengan tetap menyusui bayi secara teratur, atau apabila tidak dapat menyusui, tetap keluarkan ASI dengan alat pompa ASI.

Ringkasan:

Payudara Bengkak sering terjadi beberapa hari pertama setelah melahirkan,Payudara Bengkak ditandai dengan payudara yang terasa penuh, nyeri, keras, bengkak, dan rasa tidak nyaman,Mengatasi Payudara Bengkak bisa diatasi dengan Rutin Memberikan ASI atau Memerah ASI, Mengompres payudara dengan es atau handuk hangat dan melakukan pemijatan lembut pada payudara.

Sumber: http://dranak.blogspot.com

Samad Sebut Jokowi Pemimpin "Gila"


Dok: Ketua KPK Abraham Samad

Rimanews - Ketua KPK Abraham Samad menegaskan bahwa Indonesia memerlukan pemimpin "gila" yang dekat dengan rakyat. "Pejabat sekarang cenderung menjaga jarak atau sulit bertemu dengan rakyat yang dipimpinnya sendiri, tapi kita mempunyai pemimpin 'gila' seperti Jokowi (Presiden Joko Widodo), Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini), dan semacamnya," katanya di hadapan seribuan peserta Kongres Pelajar Nusantara di Surabaya, Senin (10/11).

Pemimpin "gila" yang dimaksud ketua KPK tersebut adalah pemimpin yang tidak ada jarak dengan rakyatnya, pemimipin yang memikirkan kesejahteraan rakyatnya, dan memimpin dengan hati atau berkarakter (satu dalam kata dan perbuatan).

"Kita mempunyai 50 persen lebih dari 500-an pemimpin (kepala daerah) yang menjadi 'pasien' KPK, karena itu kita perlu pemimpin 'gila' yang aneh untuk ukuran Indonesia saat ini," katanya. 

Menurut dia, pemimpin "gila" juga selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya, bahkan pemimpin "gila" itu tidak akan hidup mewah bila rakyatnya belum sejahtera. "Pemimpin 'gila' juga selalu mewujudkan kata dalam perbuatan," katanya.

Saat ditanya seorang pelajar dari Kalimantan tentang adanya pemimpin yang korup tapi bisa terpilih lagi dalam pilkada langsung, ia mengatakan hal itu terjadi karena perilaku korup di Indonesia sudah dianggap perbuatan yang biasa.

"Tapi, adik-adik jangan meniru pemimpin seperti itu, karena kalau pemimpin korup dipilih terus, saya jamin rakyat tidak akan pernah sejahtera, karena kesejahteraan rakyat hanya ada dalam sumpah, tapi tidak ada dalam perbuatan," katanya.

Oleh karena itu, KPK saat ini memperluas perhatian dari penindakan kasus korupsi menuju pencegahan kasus-kasus korupsi. "Caranya, kita lakukan perbaikan sistem dan pendidikan antikorupsi mulai dari PAUD dengan dongeng hingga universitas," katanya.

Dalam kesempatan itu, Abraham Samad menyebut sembilan nilai-nilai antikorupsi yakni kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan.

"Karena itu, kalau adik-adik masih suka menyontek atau berbohong, maka hal itu harus diakhiri, karena kalau diteruskan akan bisa menumbuhkan perilaku koruptif," katanya dalam kongres yang juga dihadiri 'guru bangsa' Buya Syafii Maarif itu.

Agenda kongres seribu pelajar se-Indonesia antara lain mengenal budaya dan permainan serta kampung tradisional di Surabaya, seperti permainan egrang. Selain itu, peserta juga diajak menanam pohon dan bersih-bersih pantai di Kenjeran.

Berikutnya, peserta merumuskan Ikrar Pelajar di Taman Bungkul, mengikuti Parade Juang dengan pakaian adat daerah masing-masing, menyaksikan pameran pendidikan di Balai Pemuda, dan bertemu tokoh seperti Syafii Maarif dan Ketua KPK Abraham Samad.

Lima Ikrar Pelajar adalah menjaga keutuhan NKRI; bertekad menjadi pelajar yang berbudi luhur; berinisiatif dan turut terlibat aktif dalam kehidupan sosial; menumbuhkan jiwa kewirausahaan demi Indonesia yang berdikari; dan melestarikan lingkungan dan kebudayaan Nusantara sebagai identitas dan kekayaan bangsa.

Sumber: http://nasional.rimanews.com/


Dok: Ketua KPK Abraham Samad

Rimanews - Ketua KPK Abraham Samad menegaskan bahwa Indonesia memerlukan pemimpin "gila" yang dekat dengan rakyat. "Pejabat sekarang cenderung menjaga jarak atau sulit bertemu dengan rakyat yang dipimpinnya sendiri, tapi kita mempunyai pemimpin 'gila' seperti Jokowi (Presiden Joko Widodo), Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini), dan semacamnya," katanya di hadapan seribuan peserta Kongres Pelajar Nusantara di Surabaya, Senin (10/11).

Pemimpin "gila" yang dimaksud ketua KPK tersebut adalah pemimpin yang tidak ada jarak dengan rakyatnya, pemimipin yang memikirkan kesejahteraan rakyatnya, dan memimpin dengan hati atau berkarakter (satu dalam kata dan perbuatan).

"Kita mempunyai 50 persen lebih dari 500-an pemimpin (kepala daerah) yang menjadi 'pasien' KPK, karena itu kita perlu pemimpin 'gila' yang aneh untuk ukuran Indonesia saat ini," katanya. 

Menurut dia, pemimpin "gila" juga selalu memikirkan kesejahteraan rakyatnya, bahkan pemimpin "gila" itu tidak akan hidup mewah bila rakyatnya belum sejahtera. "Pemimpin 'gila' juga selalu mewujudkan kata dalam perbuatan," katanya.

Saat ditanya seorang pelajar dari Kalimantan tentang adanya pemimpin yang korup tapi bisa terpilih lagi dalam pilkada langsung, ia mengatakan hal itu terjadi karena perilaku korup di Indonesia sudah dianggap perbuatan yang biasa.

"Tapi, adik-adik jangan meniru pemimpin seperti itu, karena kalau pemimpin korup dipilih terus, saya jamin rakyat tidak akan pernah sejahtera, karena kesejahteraan rakyat hanya ada dalam sumpah, tapi tidak ada dalam perbuatan," katanya.

Oleh karena itu, KPK saat ini memperluas perhatian dari penindakan kasus korupsi menuju pencegahan kasus-kasus korupsi. "Caranya, kita lakukan perbaikan sistem dan pendidikan antikorupsi mulai dari PAUD dengan dongeng hingga universitas," katanya.

Dalam kesempatan itu, Abraham Samad menyebut sembilan nilai-nilai antikorupsi yakni kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan.

"Karena itu, kalau adik-adik masih suka menyontek atau berbohong, maka hal itu harus diakhiri, karena kalau diteruskan akan bisa menumbuhkan perilaku koruptif," katanya dalam kongres yang juga dihadiri 'guru bangsa' Buya Syafii Maarif itu.

Agenda kongres seribu pelajar se-Indonesia antara lain mengenal budaya dan permainan serta kampung tradisional di Surabaya, seperti permainan egrang. Selain itu, peserta juga diajak menanam pohon dan bersih-bersih pantai di Kenjeran.

Berikutnya, peserta merumuskan Ikrar Pelajar di Taman Bungkul, mengikuti Parade Juang dengan pakaian adat daerah masing-masing, menyaksikan pameran pendidikan di Balai Pemuda, dan bertemu tokoh seperti Syafii Maarif dan Ketua KPK Abraham Samad.

Lima Ikrar Pelajar adalah menjaga keutuhan NKRI; bertekad menjadi pelajar yang berbudi luhur; berinisiatif dan turut terlibat aktif dalam kehidupan sosial; menumbuhkan jiwa kewirausahaan demi Indonesia yang berdikari; dan melestarikan lingkungan dan kebudayaan Nusantara sebagai identitas dan kekayaan bangsa.

Sumber: http://nasional.rimanews.com/

`Bunda Ria, Ibu 13 Anak Calon Bidadari Surga`



Bu Ria bukanlah teman akrab, bahkan dibandingkan teman-teman ngajiku yang lain bu Ria masih terbilang baru. Bukan berarti diantara kami tidak ada kedekatan, justru sebaliknya, kami merasa bersaudara antara satu dan yang lain.

Sejak pertama kali mengenal Bu Ria, terbersit rasa kagum terhadap sosok beliau, rasa kagum ini yang mendorongku untuk mengungkapkannya lewat tulisan.

Bu Ria adalah wanita yang memiliki 13 orang anak, bukan karena banyaknya anak inilah yang membuat aku kagum. Tapi karena ketegarannya, kesabarannya, kasihsayangnya dan juga pengorbanannya dalam mengasuh ketigabelas anaknya inilah yang membuat aku terpana "Kok ada ya...wanita seperti Bu Ria?" Gumamku waktu itu ketika baru pertama kali mengenal beliau. Betapa tidak, dari 13 anaknya hanya satu yang merupakan anak kandung, 12 yang lain adalah anak angkat!

Setelah beberapa tahun menikah, Bu Ria tidak juga di karuniai momongan, dokter memvonis bahwa Bu Ria mandul. Akhirnya Bu Ria beserta suami sepakat untuk mengadopsi anak, tanpa berniat bahwa anak yang mereka adopsi adalah sebagai pancingan agar mereka segera dikaruniai anak oleh Allah SWT. Anak yang diadopsi oleh Bu Ria berasal dari kalangan tidak mampu, bahkan ada beberapa anak yang diantarkan oleh kedua orang tuanya ke rumah Bu Ria untuk diadopsi tentu saja karena alasan ekonomi, Bu Ria menerimanya dengan senang hati.

Hingga akhirnya Bu Ria sudah memiliki 11 orang anak angkat. Di titik inilah Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang berkenan menurunkan rahmat NYA, menunjukan kuasa NYA pada Bu Ria. Bu Ria yang telah divonis mandul, ternyata hamil !

Inilah bukti bahwa Allah tidak pernah lalai terhadap do'a-do'a hamba NYA.

Kebahagiaan menyelimuti keluarga Bu Ria, pada akhirnya do'a mereka dikabulkan oleh Allah, dan Bu Ria bisa merasakan menjadi wanita yang sempurna, bisa melahirkan dan memiliki anak.
Memiliki anak kandung tidak lantas membuat Bu Ria lupa terhadap anak-anaknya yang lain, bahkan Bu Ria masih mau menerima seorang anak lagi untuk diadopsi sehingga jumlah anak Bu Ria seluruhnya menjadi 13 orang. Semuanya menjadi tanggung jawab Bu Ria dan suami, sesuatu yang menurutku tidak semua orang mau melakukannya.

Di jaman seperti sekarang ini dimana orang lebih suka menumpuk-numpuk materi, berfoya-foya menghamburkan harta, amat sulit ditemui orang seperti Bu Ria, rela berkorban demi kehidupan orang lain, meski beliau sendiri dalam kondisi pas-pasan.

Sebagai seorang yang taat pada aturan agama, Bu Ria mendidik ke 13 anaknya dengan baik. Semuanya mendapatkan kasih sayang cukup, merata tidak di beda-bedakan antara satu dengan yang lain, mereka mendapatkan hidup yang layak meski tidak berlebihan, mereka juga mendapatkan pendidikan yang memadai. 

Setelah lulus SD, Bu Ria mengirim mereka ke pesantren untuk melanjutkan sekolah sekaligus memperdalam agama. Setelah lulus aliyah merekapun melanjutkan keperguruan tinggi. Meski dalam kesederhanaan, Bu Ria tetap berusaha menyekolahkan anak-anaknya sampai sarjana.
Kepada 12 anak angkatnya Bu Ria tidak pernah menyembunyikan identitas mereka, mereka tetap diberi tahu  dengan bijak siapa orang tua kandung mereka dan dari mana mereka berasal, dengan begitu  mereka mengenal siapa diri mereka sebenarnya.

Memiliki 13 orang anak tidak lantas membuat Bu Ria hanya sibuk mengurus keperluan rumah tangganya saja, tapi beliau tetap aktif diluar. Selain membawahi sebuah TK yaitu TK Insan Utama, beliau juga menjadi pengajar di SD Muhammadiah Gaperi sebagai guru agama. Bu Ria juga mengajar beberapa taklim di lingkungan sekitar selain beliau juga mengaji bersama-sama kami. Bu Ria yang seorang insinyur pertanian masih semangat untuk menimba ilmu, beliau kuliah lagi mengambil program S1 PAUD. 

Satu lagi aktifitas beliau yang baru aku ketahui adalah memandikan jenazah. Bu Ria beserta timnya bersedia di panggil  untuk memandikan dan mengurus keperluan jenazah tanpa di pungut biaya. "Dengan memandikan jenazah insyaAllah dosa-dosa kita akan berguguran, seperti daun yang gugur dari pohonnya" kata Bu Ria mengutip sebuah hadist.

Di usiannya yang tidak lagi muda, Bu Ria masih semangat melakukan aktifitas. Tanpa kenal lelah Bu Ria mengayuh sepedanya, sepeda yang selalu setia menemani kemana Bu Ria pergi. Kadang aku bertanya dalam hati " apakah seperti ini potret wanita calon penghuni surga?" Mudah-mudahan aku tidak berlebihan, setidaknya ini merupakan do'aku untuk Bu Ria,  seorang wanita yang  tegar, penyabar, penuh kasih sayang dan rela berkorban untuk orang lain. Mudah-mudahan apa yang beliau lakukan mendapat rihdo dari Allah SWT. 

Sumber: http://yumnaku.blogspot.com/2011/11/rela-berkorban-meski-dalam-kesederhanaan.html


Bu Ria bukanlah teman akrab, bahkan dibandingkan teman-teman ngajiku yang lain bu Ria masih terbilang baru. Bukan berarti diantara kami tidak ada kedekatan, justru sebaliknya, kami merasa bersaudara antara satu dan yang lain.

Sejak pertama kali mengenal Bu Ria, terbersit rasa kagum terhadap sosok beliau, rasa kagum ini yang mendorongku untuk mengungkapkannya lewat tulisan.

Bu Ria adalah wanita yang memiliki 13 orang anak, bukan karena banyaknya anak inilah yang membuat aku kagum. Tapi karena ketegarannya, kesabarannya, kasihsayangnya dan juga pengorbanannya dalam mengasuh ketigabelas anaknya inilah yang membuat aku terpana "Kok ada ya...wanita seperti Bu Ria?" Gumamku waktu itu ketika baru pertama kali mengenal beliau. Betapa tidak, dari 13 anaknya hanya satu yang merupakan anak kandung, 12 yang lain adalah anak angkat!

Setelah beberapa tahun menikah, Bu Ria tidak juga di karuniai momongan, dokter memvonis bahwa Bu Ria mandul. Akhirnya Bu Ria beserta suami sepakat untuk mengadopsi anak, tanpa berniat bahwa anak yang mereka adopsi adalah sebagai pancingan agar mereka segera dikaruniai anak oleh Allah SWT. Anak yang diadopsi oleh Bu Ria berasal dari kalangan tidak mampu, bahkan ada beberapa anak yang diantarkan oleh kedua orang tuanya ke rumah Bu Ria untuk diadopsi tentu saja karena alasan ekonomi, Bu Ria menerimanya dengan senang hati.

Hingga akhirnya Bu Ria sudah memiliki 11 orang anak angkat. Di titik inilah Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang berkenan menurunkan rahmat NYA, menunjukan kuasa NYA pada Bu Ria. Bu Ria yang telah divonis mandul, ternyata hamil !

Inilah bukti bahwa Allah tidak pernah lalai terhadap do'a-do'a hamba NYA.

Kebahagiaan menyelimuti keluarga Bu Ria, pada akhirnya do'a mereka dikabulkan oleh Allah, dan Bu Ria bisa merasakan menjadi wanita yang sempurna, bisa melahirkan dan memiliki anak.
Memiliki anak kandung tidak lantas membuat Bu Ria lupa terhadap anak-anaknya yang lain, bahkan Bu Ria masih mau menerima seorang anak lagi untuk diadopsi sehingga jumlah anak Bu Ria seluruhnya menjadi 13 orang. Semuanya menjadi tanggung jawab Bu Ria dan suami, sesuatu yang menurutku tidak semua orang mau melakukannya.

Di jaman seperti sekarang ini dimana orang lebih suka menumpuk-numpuk materi, berfoya-foya menghamburkan harta, amat sulit ditemui orang seperti Bu Ria, rela berkorban demi kehidupan orang lain, meski beliau sendiri dalam kondisi pas-pasan.

Sebagai seorang yang taat pada aturan agama, Bu Ria mendidik ke 13 anaknya dengan baik. Semuanya mendapatkan kasih sayang cukup, merata tidak di beda-bedakan antara satu dengan yang lain, mereka mendapatkan hidup yang layak meski tidak berlebihan, mereka juga mendapatkan pendidikan yang memadai. 

Setelah lulus SD, Bu Ria mengirim mereka ke pesantren untuk melanjutkan sekolah sekaligus memperdalam agama. Setelah lulus aliyah merekapun melanjutkan keperguruan tinggi. Meski dalam kesederhanaan, Bu Ria tetap berusaha menyekolahkan anak-anaknya sampai sarjana.
Kepada 12 anak angkatnya Bu Ria tidak pernah menyembunyikan identitas mereka, mereka tetap diberi tahu  dengan bijak siapa orang tua kandung mereka dan dari mana mereka berasal, dengan begitu  mereka mengenal siapa diri mereka sebenarnya.

Memiliki 13 orang anak tidak lantas membuat Bu Ria hanya sibuk mengurus keperluan rumah tangganya saja, tapi beliau tetap aktif diluar. Selain membawahi sebuah TK yaitu TK Insan Utama, beliau juga menjadi pengajar di SD Muhammadiah Gaperi sebagai guru agama. Bu Ria juga mengajar beberapa taklim di lingkungan sekitar selain beliau juga mengaji bersama-sama kami. Bu Ria yang seorang insinyur pertanian masih semangat untuk menimba ilmu, beliau kuliah lagi mengambil program S1 PAUD. 

Satu lagi aktifitas beliau yang baru aku ketahui adalah memandikan jenazah. Bu Ria beserta timnya bersedia di panggil  untuk memandikan dan mengurus keperluan jenazah tanpa di pungut biaya. "Dengan memandikan jenazah insyaAllah dosa-dosa kita akan berguguran, seperti daun yang gugur dari pohonnya" kata Bu Ria mengutip sebuah hadist.

Di usiannya yang tidak lagi muda, Bu Ria masih semangat melakukan aktifitas. Tanpa kenal lelah Bu Ria mengayuh sepedanya, sepeda yang selalu setia menemani kemana Bu Ria pergi. Kadang aku bertanya dalam hati " apakah seperti ini potret wanita calon penghuni surga?" Mudah-mudahan aku tidak berlebihan, setidaknya ini merupakan do'aku untuk Bu Ria,  seorang wanita yang  tegar, penyabar, penuh kasih sayang dan rela berkorban untuk orang lain. Mudah-mudahan apa yang beliau lakukan mendapat rihdo dari Allah SWT. 

Sumber: http://yumnaku.blogspot.com/2011/11/rela-berkorban-meski-dalam-kesederhanaan.html

GALERY PRODUK IFA COOKWARE

 
2012 Cookware IFA Dahsyat | Blogger Templates | Powered by Blogger.com
Template modified by: Tukang Toko Online