Diberdayakan oleh Blogger.

Benarkah Gairah Wanita Lebih Besar Saat Hamil ???



Ayah juga perlu menjaga psikis agar tak berdampak pada bayi.

Umumnya gairah seksual wanita yang sedang mengandung akan kembali normal pada kehamilan trimester dua. Tapi, bukannya senang, banyak para calon ayah yang malah takut.

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi kembalinya gairah seksual ibu hamil. Pertama, trimester 1 sudah lewat, rasa khawatir pun berkurang sehingga ibu mulai nyaman dengan kehamilannya. Di fase ini, ibu merasa sebagai perempuan sempurna, maka itu tak heran bila keinginan seksualnya juga kembali seperti sebelum hamil.

Kedua, meningkatnya hormon libido. Ini dpicu adanya human Chorionic Gonadotropin (hCG), hormon yang diproduksi oleh plasenta. Dengan adanya hormon ini, bayi sudah kuat karena telah terbentuk plasenta dimana bayi mengambil makanan dari plasenta.

Ketiga, adanya perasaan aman lantaran ibu telah beberapa kali bertemu dokter dan berulang kali juga dokter mengatakan bahwa kandungan ibu aman sehingga tidak masalah untuk melakukan hubungan seksual.

Sayangnya, kembalinya gairah seksual ibu tidak diimbangi dengan kondisi ayah. Alih-alih merasa senang bisa melakukan hubungan seks lagi dengan istrinya, para ayah justru enggan berintim-intim.

Banyak faktor yang melatarbelakanginya. Salah satunya, penolakan istri di awal kehamilan manakala suami mengajak berhubungan seks. Bisa juga karena trauma lantaran pernah ada pengalaman keguguran/perdarahan setelah melakukan hubungan seks. Atau, kebingungan melihat sikap istri yang jadi lebih agresif, sehingga suami lebih berhati-hati.

Di sisi lain, ada pria yang beranggapan hubungan seks dapat menyakiti janin. Padahal, janin dilindungi oleh rahim, air ketuban, korion (selaput terluar pembungkus janin), dan amnion (selaput ketuban).

Dengan begitu, sehebat apa pun seks yang dilakukan, bahkan sampai orgasme sekalipun dan terjadi kontraksi, tidak akan mengganggu janin. Jadi, tidak ada yang perlu ditakutkan.

Bagaimana soal perubahan bentuk tubuh ibu menjadi lebih gemuk atau berisi lantaran kehamilan? Ternyata, itu bukanlah faktor yang menjadi keengganan suami melakukan hubungan seks. Justru, banyak pria mengakui, tubuh ibu hamil di usia kehamilan 12-24 minggu, apalagi kehamilan awal, terlihat lebih seksi.


Sumber: Tabloid Nakita


Ayah juga perlu menjaga psikis agar tak berdampak pada bayi.

Umumnya gairah seksual wanita yang sedang mengandung akan kembali normal pada kehamilan trimester dua. Tapi, bukannya senang, banyak para calon ayah yang malah takut.

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi kembalinya gairah seksual ibu hamil. Pertama, trimester 1 sudah lewat, rasa khawatir pun berkurang sehingga ibu mulai nyaman dengan kehamilannya. Di fase ini, ibu merasa sebagai perempuan sempurna, maka itu tak heran bila keinginan seksualnya juga kembali seperti sebelum hamil.

Kedua, meningkatnya hormon libido. Ini dpicu adanya human Chorionic Gonadotropin (hCG), hormon yang diproduksi oleh plasenta. Dengan adanya hormon ini, bayi sudah kuat karena telah terbentuk plasenta dimana bayi mengambil makanan dari plasenta.

Ketiga, adanya perasaan aman lantaran ibu telah beberapa kali bertemu dokter dan berulang kali juga dokter mengatakan bahwa kandungan ibu aman sehingga tidak masalah untuk melakukan hubungan seksual.

Sayangnya, kembalinya gairah seksual ibu tidak diimbangi dengan kondisi ayah. Alih-alih merasa senang bisa melakukan hubungan seks lagi dengan istrinya, para ayah justru enggan berintim-intim.

Banyak faktor yang melatarbelakanginya. Salah satunya, penolakan istri di awal kehamilan manakala suami mengajak berhubungan seks. Bisa juga karena trauma lantaran pernah ada pengalaman keguguran/perdarahan setelah melakukan hubungan seks. Atau, kebingungan melihat sikap istri yang jadi lebih agresif, sehingga suami lebih berhati-hati.

Di sisi lain, ada pria yang beranggapan hubungan seks dapat menyakiti janin. Padahal, janin dilindungi oleh rahim, air ketuban, korion (selaput terluar pembungkus janin), dan amnion (selaput ketuban).

Dengan begitu, sehebat apa pun seks yang dilakukan, bahkan sampai orgasme sekalipun dan terjadi kontraksi, tidak akan mengganggu janin. Jadi, tidak ada yang perlu ditakutkan.

Bagaimana soal perubahan bentuk tubuh ibu menjadi lebih gemuk atau berisi lantaran kehamilan? Ternyata, itu bukanlah faktor yang menjadi keengganan suami melakukan hubungan seks. Justru, banyak pria mengakui, tubuh ibu hamil di usia kehamilan 12-24 minggu, apalagi kehamilan awal, terlihat lebih seksi.


Sumber: Tabloid Nakita

Pujian Berlebihan dari Orangtua Bikin Anak Narsis



Ilustrasi

Banyak orang tua yang senang memuji anaknya sendiri. Namun, jangan berlebihan. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Science, pujian orangtua yang berlebihan dapat membuat anak menjadi narsis.

"Anak-anak akan merasa mereka lebih baik daripada orang lain. Mereka juga menuntut perhatian terus-menerus dan kekaguman dari orang lain," kata ujar peneliti utama Eddie Brummelman dari University of Amsterdam.

Menurut dia, anak akhirnya cenderung menjadi agresif ketika mendapat kritikan atau merasa terhina. Peneliti mengatakan, narsisme pada anak akan berkembang ketika orangtua menganggap anak mereka lebih istimewa dan lebih berhak dari yang lain.

Penelitian psikologi anak ini melibatkan 565 anak-anak Belanda berusia 7-11 tahun dan orangtua mereka. Para peneliti mengaku ingin mengamati tentang citra diri dan bagaimana cara orangtua membesarkan anak-anak mereka.

Penelitian dilakukan dengan meminta anak-anak mengisi kuesioner untuk mengukur kepercayaan diri mereka, dan mengevaluasi seberapa banyak kasih sayang yang mereka dapat dari orangtua. Orangtua pun diminta mengisi kuesioner untuk melihat pandangan mereka terhadap anak dan menilai bagaimana mereka menyayangi anak-anaknya.

"Kuesioner terdiri dari beberapa item seperti, 'anak saya lebih istimewa dari yang lain', 'anak saya adalah contoh yang baik untuk diikuti orang lain," jelas Brummelman.

Peneliti juga melihat bagaimana orangtua menilai kepintaran anak dan mencocokkannya dengan IQ anak sebenarnya, Menurut Brummelman, para orangtua yang memuji anaknya berlebihan sering kali mengklaim anak mereka sangat pintar.

Dari penelitian itu, Brummelman mengaku menemukan hubungan antara pujian berlebihan dari orangtua dengan sifat narsis pada anak. Namun, pengaruhnya tidak terlalu besar dan ada banyak faktor lainnya.

Brummelman berharap temuan ini dapat membantu orangtua dalam mendidik anak mereka. Menurut dia, pujian bisa diberikan untuk membuat  anak merasa lebih dihargai. Namun, jangan berlebihan dan tak perlu menyampaikan bahwa anak mereka lebih istimewa atau lebih memiliki hak daripada anak lainnya.



Ilustrasi

Banyak orang tua yang senang memuji anaknya sendiri. Namun, jangan berlebihan. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Science, pujian orangtua yang berlebihan dapat membuat anak menjadi narsis.

"Anak-anak akan merasa mereka lebih baik daripada orang lain. Mereka juga menuntut perhatian terus-menerus dan kekaguman dari orang lain," kata ujar peneliti utama Eddie Brummelman dari University of Amsterdam.

Menurut dia, anak akhirnya cenderung menjadi agresif ketika mendapat kritikan atau merasa terhina. Peneliti mengatakan, narsisme pada anak akan berkembang ketika orangtua menganggap anak mereka lebih istimewa dan lebih berhak dari yang lain.

Penelitian psikologi anak ini melibatkan 565 anak-anak Belanda berusia 7-11 tahun dan orangtua mereka. Para peneliti mengaku ingin mengamati tentang citra diri dan bagaimana cara orangtua membesarkan anak-anak mereka.

Penelitian dilakukan dengan meminta anak-anak mengisi kuesioner untuk mengukur kepercayaan diri mereka, dan mengevaluasi seberapa banyak kasih sayang yang mereka dapat dari orangtua. Orangtua pun diminta mengisi kuesioner untuk melihat pandangan mereka terhadap anak dan menilai bagaimana mereka menyayangi anak-anaknya.

"Kuesioner terdiri dari beberapa item seperti, 'anak saya lebih istimewa dari yang lain', 'anak saya adalah contoh yang baik untuk diikuti orang lain," jelas Brummelman.

Peneliti juga melihat bagaimana orangtua menilai kepintaran anak dan mencocokkannya dengan IQ anak sebenarnya, Menurut Brummelman, para orangtua yang memuji anaknya berlebihan sering kali mengklaim anak mereka sangat pintar.

Dari penelitian itu, Brummelman mengaku menemukan hubungan antara pujian berlebihan dari orangtua dengan sifat narsis pada anak. Namun, pengaruhnya tidak terlalu besar dan ada banyak faktor lainnya.

Brummelman berharap temuan ini dapat membantu orangtua dalam mendidik anak mereka. Menurut dia, pujian bisa diberikan untuk membuat  anak merasa lebih dihargai. Namun, jangan berlebihan dan tak perlu menyampaikan bahwa anak mereka lebih istimewa atau lebih memiliki hak daripada anak lainnya.

GALERY PRODUK IFA COOKWARE

 
2012 Cookware IFA Dahsyat | Blogger Templates | Powered by Blogger.com
Template modified by: Tukang Toko Online